BLOGGER TEMPLATES - TWITTER BACKGROUNDS

Sunday, August 2, 2009

tangan hampa

Seseorang dinyatakan oleh doktor bahawa usianya tidak akan lama lagi. Penyakit yang dideritanya telah menjejaskan hidupnya. Mendengar berita yang menyedihkan itu, dia meminta Pendeta untuk datang dan mendoakannya. Ketika pendeta mengetahui keadaan yang demikian parah, dia pun berkeinginan untuk menanyakan sesuatu kepadanya. “ Jika Tuhan mengkehandaki engkau menghadap kepada-Nya, apakah engkau rela dalam menghadapi kenyataan ini? Apakah engkau meyakini kepastian keselamatan berada di pihakmu?”
“Ya saya meyakini semua itu.”
Ketika mengucapkan kalimat yang terakhir ini, dia langsung menangis. Pendeta yang ada di tempat itu pun menjadi bingung. Sebab sebelumnya dia meyakini kepastian keselamatan menjadi miliknya, tetapi mengapa tiba-tiba menangis. Tanda Tanya besar pun memenuhi hati Pendata ini. Oleh sebab itu, dia memberanikan diri dan bertanya sesuatu kepadanya.
“Tadi engkau berkata bahawa, keselamatan telah menjadi milikmu. Syurga menjadi bagian yang tidak terpisah dari kehidupanmu. Sekarang mengapa harus menangis?”
Dengan tersedu-sedan dia megaku bahawa masanya telah habis, telah banyak anugerah Tuhan yang diterimanya. Namun tidak ada satu pun yang akan dipersembahkan kepada Tuhan ketika dia menghadap Tuhan. Dalam kesedihan itu, akhirnya pendeta pun memintanya untuk menuangkan dalam tulisan, perasaan yang dialaminya saat itu. Dengan linangan air mata, dia menuliskan kalimat-kalimat ini:
Dapatkah aku menghadap Tuhan dengan tangan hampa? Jiwaku sudah diselamatkan, tetapi aku belum mengerjakan apa-apa bagi Tuhan. Bagaimana aku berjumpa dengan Dia?
Sesudah menuliskan kalimat-kalimat di atas, akhirnya orang ini meninggal. Kemudian Pendeta tersebut mencarikan composer Kristian yang mencintai Tuhan. Pendeta tersebut meminta kepadanya agar kalimat tersebut dijadikan lagu. Lalu, ditangan composer ini kalimat lagu tersebut digubah dan akhirnya menjadi lagu abadi yang dinyanyikan oleh gereja Tuhan hingga sekarang ini.
Waktu yang kita miliki sangat singkat. Setiap detik yang kita lewati tidak akan berulang lagi. Kita tidak tahu apa yang akan terjadi besok. Mungki n besok atau hari ini engkau dipanggil Tuhan apakah engkau sudah siap ketika menghadap Tuhan dengan hidup yang berbuah bagi Injil-Nya? Atau sebaliknya engkau menghadap Tuhan dengan tangan hampa? Apakah yang telah engkau kerjakan bagi-Nya?
Jawablah dengan jujur. Kalau belum, mulailah pikirkan dan kerjakan sekarang juga. Begitu banyak anugerah Allah yang engkau nikmati. Tidakkah engkau rindu anugerah yang sama dinikmati oleh orang lain?

1 comments:

Silent Melody said...
This comment has been removed by a blog administrator.